114

Biografi KH. Yahya Cholil Staquf

Pertama, menurut Gus Yahya, disadari atau tidak NU

di semua level memiliki gairah yang sangat tinggi terhadap

permasalahan-permasalahan keagamaan dalam pengertian

yang sempit, yaitu perdebatan mengenai isu-isu doktrinal

agama. Antusiasme yang tinggi tersebut membuat lebih

memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap isu-

isu sektarian seperti perdebatan antar mazhab fikih, dan

cenderung abai terhadap isu-isu keagamaan secara lebih

luas, seperti permasalahan ketimpangan sosial di dalam

masyarakat. Gus Yahya mencontohkan, warga NU akan jauh

lebih bergairah untuk menanggapi tuduhan bidah untuk

ritual keagamaan tertentu ketimbang isu-isu kemiskinan

seperti permasalahan masyarakat yang tak punya rumah.

Contoh lainnya adalah terkait isu-isu radikalisme. Para

aktivis NU sangat bergairah dengan kegiatan yang

menyangkut dengan anti radikalisme keagamaan karena

kegiatan tersebut mengandung unsur penegasan terhadap

identitas keagamaan dan heroisme terhadap nasionalisme

kebangsaan. Namun, mereka kurang antusias jika diajak

untuk menanggapi permasalahan struktural ekonomi

yang timpang, dampak lingkungan dari model ekonomi

eksploitatif, sistem hukum yang korup, kebangkrutan etika

dan moral dalam politik, dan seterusnya.

Melihat persoalan ini, menurut Gus Yahya, NU

perlu dikembalikan ke semangat awal organisasi tersebut

didirikan, yaitu sebagai: jam’iyyah diiniyyah ijtima’iyyah,

yaitu sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Semangat ini akan memberikan keseimbangan antara

perhatian terhadap masalah keagamaan secara sempit dan

persoalan-persoalan keagamaan secara luas: kepedulian

sosial, solidaritas sosial, dan keterlibatan terhadap

masalah-masalah sosial kemasyarakatan lainnya.